Rabu, 22 Mei 2019

Aku Memilihnya

Memang benar, jodoh adalah rahasia Tuhan.
Kadang saat kita yakin akan ada yang mungkin baik untuk kita, ternyata malah Tuhan tidak merestuinya,


Pertama kali ku bertemu dengannya,
Kita tidak pernah saling menyapa. Iya, kita satu atap, kita satu kantor waktu itu.
Tetapi, divisi kita yang berbeda. Aku di bagian operasional (Teller) dan dia Marketing. Sangat jauh berbeda.

Dan memang dengan pekerjaan kita masing masing, kita tak pernah saling mengobrol atau pun berinteraksi. Kita sibuk dengan kewajiban kita.
Suatu ketika, saat perusahaan memerlukan seorang admin kredit, dan perusahaan ingin mencari dari pihak intern atau dari pegawai lama yang sudah bekerja, aku pun diberi kepercayaan menjadi Admin Kredit saat itu.

Hari demi hari aku lalui dengan ikhlas, dengan semangat akan tanggung jawabku.
Dan pertemuanku dengannya pun berawal, percakapanku dengan dia pun semakin sering ku lakukan.
Kalian yang belum tau, seorang Admin Kredit dalam suatu perusahaan, pasti akan ada sangkut pautnya dengan Marketing.

Yaps, Benar. Karena aku jadi Admin kredit waktu itu, dan dia pun seorang marketing. Kita menjalin hubungan ini sampai sekarang. Apalagi kita sudah merencakan sampai jenjang pernikahan.
Awalnya, aku tidak ada rasa sama sekali dengannya, iya lah, wong Cuma teman kerja, cowok cowok juga banyak ditempat kerja, aku juga sebagai Admin tidak berkomunikasi hanya dengannya. Kita menjalaninya dengan sangat biasa saja, malah bisa disebut natural,. Karena ga ada seorang pun dikantor yang tahu hubungan kita.

Kita melakukan kegiatan dikantor sangat biasa saja, dia meminta ku untuk mengeprintkan kartu angsuran nasabah, dia yang sering merepotkanku untuk menyediakan berkas. Tapi ya memang saat itu lah pekerjaanku,

Tapi entah kenapa, suatu saat dia sangat menjengkelkan, dia yang setiap hari merepotkanku, aku balas dengan kata kata yang mungkin Cuma buat meledeknya saja.
“hih, ngrepotin terus sih. Kalau target harusnya kamu traktir aku dong, kan kamu ngrepotin aku terus” ucapku
“halah, ngapain nunggu target, sekarang aja ayo tak traktir” dia skakmat aku.

Dari percakapan itu, dia selalu mengajakku untuk makan bersama. Dan aku yang mungkin merasa sudah mengatakannnya sendiri, kayaknya ya memang harus diturutin nih bocah, daripada ngomong kalau aku Cuma omdo aja (omong doing maksudny) J
Kita pun makan bersama, dan hanya berdua waktu itu, aku pakai motor sendiri dia pun juga. dia mengajakku kesebuah kafe tidak jauh dari kantor, waktu itu hari Jumat, aku masih ingat karena kita pakai seragam. (lol)

Waktu demi waktu terus berjalan, kita mengobrol kebanyakan membahas tentang pekerjaan, iyalah mau ngomongin apa lagi, kita belum kenal dekat waktu itu, kita makan karena memang dia yang ingin mentraktirku dan aku yang ingin membayar omonganku.
Jam 9 malam aku pulang dari kafe, dia mengantarku sampai rumah dengan mengikuti dibelakangku dengan motor vixionnya. Sungguh hatiku sangat berdebar-debar waktu itu. Entah kenapa.

Dan pada akhirnya, dia pun tahu rumahku, sejak saat itu kami intens bertemu dan bersenda gurau, dan perasaanpun tumbuh dari diri kita masing masing.
Iya, waktu itu aku berpacaran, dan dia jomblo. Aku menyadari bahwa apa yang aku lakukan salah, tapi posisi aku dengan pacarku itu LDR, dan yaa aku ga kuat, kita selalu punya masalah, kalian tahu, aku galau terus dengan hubungan LDR ku itu, aku sampai melihat artikel2 gimana cara mempertahankan LDR melihat youtube motivas Pejuang LDR, tapi iya, iya, aku akui aku ga kuat untuk menjalin hubungan LDR,  dia yang disana aku tidak tahu dia ngapain aja, yang suatu saat ada cewek yang ngechat aku kalau dia disana selingkuh, dan apa, dia mengakuinya. Hatiku sakit, dan aku bertekad, ngapain juga aku sakit hati terus, padahal ada seorang cowok yang sangat perhatian padaku di sini,

Dan iya, aku mengakhiri hubungan LDR ku.  Sudah cukup. Aku gak mau membahas lagi J

Waktu untuk move on ku sangat cepat, kenapa?? Krna dia, teman satu kantorku yang bisa mencuri hati ku ini yang pernah patah. Dia bisa membuat hatiku nyaman kembali ketika dia ada disampingku, entah kenapa aku pun tak tau.

Dan iya, aku memilihnya, memilih untuk bersamanya.
Perusahaan memberikan pilihan untuk kami, keluar salah satu, karena peraturan perusahaan yang tidak membolehkan ada pasangan satu kantor. Okey, kita rembug, kita diskusi, dan akhirnya aku yang keluar. Ga masalah, toh aku perempuan. Perempuan kodratnya memang dirumah, mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak, untuk bekerja di tempat lain memang aku ingin, tapi nanti dlu lah. Pasti ada wktunya.

Untuk kalian kamu mungkin, yang suatu saat membaca artikel ini, yang mungkin masih kuliah, atau malah sudah bekerja, dan ditempat kerja kamu menemukan seseorang yang bisa mengerti mu, yang malah bisa mendengarkan keluh kesah mu masalah pekerjaan, yang bisa menjaga rahasiamu dari siapapun, yang malah lebih perhatian di kantor daripada teman teman mu, yang lebih menjaga hatimu, dan ingin selalu bersamamu. Dan kamu single dia juga, mungkin ada kemungkinan kamu akan mengalami seperti halnya aku J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar